Wednesday 1 July 2015

BIOKIMIA


1.       Uji Molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan hasil positif.

 

Cara kerja: 
1.sebanyak 5 ml larutan yang di uji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati)  
  dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
2.lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi molish (5% a-naphtol dalam 95% etanol), dicampur rata, 3.kemudian ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan melalui dinding tabung, 
4.warna violet (ungu) kemerah-merahan pada batas kedua cairan menunjukkan reaksi positif, 5.sedangkan warna hijau menunjukan reaksi negatif.

2.       Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange.

Cara kerja: 

1.sebanyak 5 ml reaksi Benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi, 
2.kemudian ditambahkan 8 tetes larutan bahan yang diuji dicampur rata dan dididihkan selama 5 
   menit, 
3.biarkan sampai dingin kemudian diamati perubahan warnanya, 
4.jika terbentuk warna hijau, kuning atau endapan merah bata berarti positif.

3.       Uji Seliwanof
Uji seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.

Cara kerja: 

1. 5 ml peraksi dan beberapa tetes bahan percobaan dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi, lalu dididihkan selama 30 detik, 
2. kemudian diamati warna yang terjadi.
3. menghasilkan warna merah

4.        Uji Biuret
 Alat dan bahan :
1.         Tabung reaksi
2.         Gelas ukur
3.         Pipet tetes
4.         Larutan putih telur (albumin)
5.         Larutan NaOH 2 M
6.         Larutan CuSO4 0,1 M

Langkah kerja :
1.         Isi tabung reaksi dengan 2 ml putih telur
2.         Tambahkan 2 ml larutan NaOH 2 M, kemudian kocok
3.         Tambahkan 10 tetes CuSO4 0,1 M. amati perubahan yang terjadi.

Data pengamatan :
Reaksi
Hasil Pengamatan
Putih telur
Tidak terjadi perubahan
Putih telur + NaOH
Menggumpal (+)
Putih telur + NaOH
Ada ikatan peptida (+), berwarna ungu

5.        Uji Xantoprotein
Alat dan bahan :


1.         Tabung reaksi
2.         Gelas ukur
3.         Pipet tetes
4.         Lampu spiritus
5.         Penjepit tabung reaksi
6.         Larutan putih telur (albumin)
7.         Larutan HNO3 2 M
8.         Larutan NaOH 2 M

Langkah kerja :
1.         Isi tabung reaksi dengan 2 ml putih telur.
2.         Tambahkan 2 ml larutan HNO3 2 M, kocok dan amati perubahannya.
3.         Panaskan dengan nyala api, kemudian dinginkan. Setelah dingin, tambahkan 5 ml larutan NaOH 2 M. amati perubahan yang terjadi.

Data pengamatan :
Reaksi
Hasil Pengamatan
Albumin + HNO3 2 M
(sebelum dipanaskan)
Menggumpal, warna putih
Albumin + HNo3 2 M
(setelah dipanaskan)
Menggumpal, berwarna kuning
Albumin + HNO3 + NaOH
Albumin + HNO3 terpisah dari NaOH



Monday 29 June 2015

Fakta Indonesia

Fakta Indonesia


Berikut ini adalah beberapa fakta Indonesia.

1. Rumah Makan Padang Hanya ada 1 di Padang:
Nasi Padang adalah makanan kegemaran orang Indonesia. Dimanapun kamu berada, ada kemungkinan kamu menemui Rumah Makan Padang. Tahukah kamu bahwa Rumah Makan Padang justru jarang ada di Padang? Di Padang hanya ada rumah makan.

2. Gober Bebek Pernah Datang ke Indonesia:
Dari sekian banyak kisah petualang ke Indonesia. Cerita yang paling unik mungkin adalah kedatangan Gober Bebek (Scrooge McDuck, jika kamu anaknya terlalu snob dan hanya membaca komik dalam Bahasa Inggris).

Jauh sebelum Indonesia merdeka, tepatnya di tahun 1883, Gober Bebek berkunjung ke Batavia. Di sini, entah gimana korelasinya, Gober bertemu dengan seorang Raja Jawa (Mangkunagara V) yang digambarkan dengan pakaian Batik. Gilanya lagi, di sini Gober ditantang bermain Karapan Sapi. Kacau ye. Selain itu, Gober juga sempat bertemu dengan Badak serta Harimau Sumatra.

3. Bika Ambon BUKAN Dari Ambon:
Jika kamu ke Medan, kamu akan menemui sebuah oleh oleh yang sangat terkenal. Namanya Bika Ambon. Mungkin, kamu yang orang Maluku akan bertanya-tanya kenapa makanan ini hanya terkenal di Medan? Padahal ada nama daerahnya.

Jawabannya adalah makanan ini dibuat oleh orang Ambon dan kemudian terkenal begitu saja dengan nama itu. Hal ini juga berlaku seperti Cakwe Medan yang ada di Bandung (Di Medan justru gak terkenal sama sekali)

4. Presiden Indonesia Belum Tentu Jadi Pahlawan:
Presiden adalah jabatan tertinggi di Indonesia. Sedangkan, Pahlawan adalah gelar penghargaan tertinggi yang bisa didapatkan oleh orang Indonesia. Ternyata, meskipun seseorang sudah menjabat jadi Presiden, belum tentu beliau dengan serta merta mendapatkan gelar Pahlawan.

Soekarno-Hatta, duo yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan merupakan orang paling berjasa dalam penetapan kemerdekaan Indonesia BARU dilantik jadi PAHLAWAN pada tahun 2012. Suharto yang menjabat sebagai Presiden lebih dari 30 tahun malah belum dilantik jadi pahlawan sama sekali. Walaupun, istrinya Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto) telah jadi pahlawan pada tahun 1996.

5. Di Jepang, Telepon Umum Ada Dimana-Mana. Di Indonesia Dianggap Rongsokan:
Telepon Umum adalah sarana publik yang sebenarnya sangat berguna. Jika seseorang kehilangan handphone, tak punya handphone atau baterai handphone habis, barulah terasa bahwa Telpon Umum yang sederhana dan hanya menggunakan recehan itu diperlukan.

Tapi, karena Indonesia adalah negara yang lebih canggih dari negara maju, kehadiran Telpon Umum ditertawakan dan dibiarkan usang seakan-akan itu adalah barang yang gak penting lagi. Ada kemungkinan orang Indonesia tak pernah mendengar peribahasa "If it ain't broken, dont fix it"

6. Indonesia Tak Pernah Ke Piala Dunia:
Kamu mungkin pernah mendengar gosip atau berita bahwa Indonesia pernah ke Piala Dunia. Atau berita bahwa Indonesia adalah negara Asia pertama yang ikut Piala Dunia. Sejujurnya, hal ini sangatlah konyol dan berita ini harus dihentikan. Secara teknis, Indonesia tak pernah berangkat ke Piala Dunia.

Karena apa? Negara bernama Indonesia baru diakui kemerdekaannya pada Konferensi Meja Bundar di tahun 1948. Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1945. Sedangkan, Piala Dunia yang katanya diikuti oleh orang Indonesia digelar pada tahun 1938.

FYI aja, waktu itu yang ikut piala dunia disebut dengan negara Hindia Belanda. Walaupun ada beberapa orang Indonesia asli yang berpartisipasi sebagai pemain disana.

7. Indonesia Punya 34 Provinsi:
Bagi kamu yang anak 90an, pasti selama ini tahunya Indonesia hanya mempunyai 27 Provinsi. Kenyataannya adalah telah terjadi pemekaran daerah dan pembentukan provinsi baru di Indonesia. Tujuh Provinsi paling baru di Indonesia adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, Maluku Utara dan Papua Barat.

8. PON Pertama Hanya Diisi Kota Dari Pulau Jawa:
PON atau Pekan Olahraga Nasional adalah ajang tertinggi olah raga di Indonesia. Kalo kamu tahunya cuma Olimpiade, sudah saatnya kamu perduli dengan ajang yang dibikin negara sendiri. Tahukah kamu kalau awalnya PON diadakan di Jawa dan pesertanya hanya diisi dari kota-kota di Pulau Jawa?

Kota-kota tersebut adalah Surakarta (Solo), Yogyakarta, Bandung, Madiun, Magelang, Malang, Semarang, Pati, Jakarta, Kedu, Banyuwangi dan Surabaya. Jika ada atlet yang datang dari luar Pulau Jawa akan membela tim dari Jawa juga.

9. Orang Jakarta Mengeluh Macet, Tapi Gak Sadar Penyebabnya
Selama ini kamu mungkin pernah mendengar orang Jakarta mengeluh tentang macet yang ada di kotanya. Tahukah kamu? Ternyata sebagian besar dari mereka gak sadar bahwa penggunaan kendaraan pribadi yang berlebihan, mall yang demikian banyaknya dan penumpukan pusat pemerintahan dan bisnis di kota ini adalah penyebabnya.

10. 17 Agustus 1945 Memang Hari Kemerdekaan Indonesia, Tapi Tak Semua Orang Merasakan Hal Yang Sama Pada Tanggal Tersebut:
Indonesia memang merdeka pada tahun 1945. Berita ini pun dikabarkan ke seluruh penjuru tempat melalui surat kabar ataupun radio. Keberhasilan Indonesia kabarnya menginspirasi banyak orang saat itu.

Tapi, tahukah kamu? Tak semua daerah di Indonesia merasakan hal yang sama pada tanggal 17 Agustus 1945. Contohnya, di Pulau Sumatera saja berita ini baru sampai sekitar bulan Oktober-November dan tak langsung diterima oleh penduduknya? Hal ini disebabkan proklamasi hanyalah awal dari segalanya. Kabinet di Indonesia juga awalnya belum bekerja semestinya dan dimulai di masa Perjuangan Kemerdekaan hingga benar-benar berjalan di era Demokrasi Parlementer.

11. Tidak Semua Orang Medan Bersuku Batak: 
Kalau kamu ketemu orang Medan jangan lantas bertanya apa marganya. Karena menurut Sensus yang dirilis tahun 2000, mayoritas penduduk Medan adalah orang Jawa, disusul Tionghoa dan barulah yang ketiga orang Batak.

12. Cerita Bambu Runcing:
Selama ini kamu sering berpikir kalau orang Indonesia mengusir Belanda dengan Bambu Runcing. Berita ini bisa dikatakan setengah mitos. Karena faktanya adalah Bambu Runcing baru dipakai sejak kedatangan Jepang. Jepang mengajarkan orang Indonesia untuk memakai Bambu Runcing mengantisipasi kedatangan Belanda lewat udara. Sial bagi penjajah Indonesia paling singkat itu, karena setelah diajarin orang Indonesia malah mengusir orang Jepang dengan Bambu Runcing itu juga.

Cerita senjata makan tuan ini memang sudah berkali-kali terjadi. Sebelumnya orang Belanda juga mengirim banyak anak pinter bersekolah ke Eropa dan hasilnya mereka lah yang mendesak kemerdekaan Indonesia. Begitu juga Inggris yang menggelar pelatihan militer hanya untuk menyaksikan mereka disingkirkan oleh orang Indonesia.

Moral ceritanya adalah jangan ajarin Indonesia berperang.

13. Sebagian Besar Kisah Kepahlawanan Indonesia Berakhir Dengan Pengkhianatan Bangsa Sendiri:
Jika kamu membaca sejarah Indonesia, banyak sekali kisah kepahlawanan dinodai dengan sang pahlawan kalah setelah dikhianati bangsa sendiri. Salah satunya adalah Pangeran Diponegoro yang diserahkan oleh Kraton terhadap penjajah Belanda.

14. Borobudur Pernah Diledakkan:
 Pada tanggal 18 Januari 1985, sekitar pagi hari, Candi Borobudur yang menjadi kebanggaan rakyat Indonesia pernah diledakkan oleh beberapa ekstrimis. Total sembilan ledakan terjadi dan mengakibatkan kehancuran yang cukup berarti dengan beberapa stupa berlubang.

15. Dua Orang Jepang Yang Mencintai Indonesia:
Tak semua orang Jepang yang datang ke Indonesia itu jahat loh. Ada dua nama yang diakui oleh Presiden Soekarno sebagai sosok yang ikut menyelamatkan Indonesia. Dua orang itu adalah Tomegoro Yoshizumi, seorang Intel yang tersentuh dengan perjuangan rakyat Indonesia dan ikut mendanai Tan Malaka dalam bergerilya menyadarkan Indonesia dan Ichiki "Abdul Rachman" Tatsuo, yang ikut mendidik militer Indonesia untuk melawan Belanda. Nama Abdul Rachman sendiri diberikan oleh H. Agus Salim, salah satu bapak bangsa yang dihormati.

Pewarnaan Spora

PEWARNAAN SPORA

JUDUL                           : Pewarnaan Spora

Hari / Tanggal                  : Sabtu, 23 Maret 2013

Tujuan                             : untuk melihat spora pada bakteri

Metode                           : 1.) Klein
                                         2.)Schaeffer dan Fulton

Dasar Teori                      :


Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau  bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaan  Basil Tahan Asam dimana cat  carbol   fuschsin  harus dipanaskan untuk bisa menembus  lapisan lilin asam mycolic  dari Mycobacterium .
Beberapa spesies bakteri tertentu dapat membentuk spora. Spora dihasilkan di dalam tubuh vegetatif bakteri tersebut, dapat berada di bagian tengah (central), ujung (terminal) ataupun tepian sel. Pelczar (1986), menyatakan bahwa spora merupakan tubuh bakteri yang secara metabolik mengalami dormansi, dihasilkan pada faselanjut dalam pertumbuhan sel bakteri yang sama seperti asalnya, yaitu sel vegetatif.
Spora bersifat tahan terhadap tekanan fisik maupun kimiawi.
Santoso (2010) menyebutkan bahwa ada dua genus bakteri yang dapat membentuk endospora, yaitu genus Bacillus dan genus Clostridium.Strukturspora yang terbentuk di dalamtubuh vegetative bakteri disebut sebagai ‘endospora’ (endo=dalam, spora=spora) yaitu spora yang terbentuk di dalam tubuh. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa endospora merupakan sel yang mengalami dehidrasi dengan dinding yang mengalami penebalan serta memiliki beberapa lapisan tambahan.
Dengan adanya kemampuan untuk membentuk spora ini, bakteri tersebut dapat bertahan pada kondisi yang ekstrim.Menurut Pelczar (1986) bakteri yang dapat membentuk endospore ini dapat hidup dan mengalami tahapan-tahapan pertumbuhan sampai beberapa generasi, dan spora terbentuk melalui sintesis protoplasma baru di dalam sitoplasma sel vegetatifnya.
Menurut Volk & Wheeler (1988), dalam pengamatan spora bakteri diperlukan pewarnaan tertentu yang dapat menembus dinding tebal spora. Contoh dari pewarnaan yang dimaksudkan oleh Volk & Wheeler tersebut adalah dengan penggunaan larutan hijau malakit 5%, dan untuk memperjelas pengamatan, sel vegetative juga diwarnai dengan larutan safranin 0,5% sehingga sel vegetative ini berwarna merah. Dengan demikian ada atau tidaknya spora dapat teramati, bahkan posisi spora di dalam tubuh sel vegetative juga dapat diidentifikasi.Namun ada juga zat warna khusus untuk mewarnai spora dan di dalam proses pewarnaannya melibatkan treatment pemanasan, yaitu; spora dipanaskan bersamaan dengan zat warna tersebu tsehingga memudahkan zat warna tersebut untuk meresap ke dalam dinding pelindung spora bakteri.
Beberapa zat warna yang telah disebutkan di atas, dapat mewarnai spora bakteri, tidak lepas dari sifat kimiawi dinding spora itu sendiri.Semua spora bakteri mengandung asam dupikolinat.Yang mana subtansi ini tidak dapat ditemui pada sel vegetatif bakteri, atau dapat dikatakan, senyawa ini khas dimiliki oleh spora.Dalam proses pewarnaan, sifat senyawa inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk di warnai menggunakan pewarna tertentu, dalam hal ini larutan hijau malakit. Sedangkan menurut pelczar (1986), selain subtansi di atas, dalam spora bakteri juga terdapat kompleks Ca2+dan asam dipikolinan peptidoglikan.

Proses pembentukan spora disebut sprorulasi, pada umumnya proses ini mudah terjadi saat kondisi medium biakan bakteri telah memburuk, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa, sampel yang diambil dalam praktikum ini berasal dari biakan bakteri yang dibuat beberapa minggu yang lalu, sehingga di asumsikan, nutrisi di dalam medium telah hampir habis, sehingga diharapkan bakteri melakukan proses sporulasi ini. Haapan ini terbukti benanr dengan kenyataan bahwa dari kedua sampel yaitu koloni 1 dan koloni 2, keduanya sama-sama menghasilkan spora.
Namun menurut Dwijoseputro (1979) beberapa bakteri mampu membentuk spora meskipun tidak dalam keadaan ekstrem ataupun medium yang kurang nutrisi. Hal ini dimungkinkan karena bakteri tersebut secara genetis, dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangannya memang memiliki satu fase sporulasi. Masih menurut Dwijoseputro (1979) jka medium selalu diadakan pembaruan dan kondisi lingkungan disekitar bakteri selalu dijaga kondusif, beberapa jenis bakteri dapat kehilangan kemampuannya dalam membentuk spora. Hal ini dimungkinkan karena struktur bakteri yang sangat sederhana dan sifatnya yang sangat mudah bermutasi, sehingga perlakuan pada lingkungan yang terus menerus dapat mengakibatkan bakteri mengalami mutasi dan kehilangan kemampuannya dalam membentuk spora.
Proses pembentukan spora di dalam sel vegetatif bakteri, terjadi dalam beberapa tahapan, secara singkat bagan proses pembentukan spora bakteri di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Terjadi kondensasi DNA pada bakteri yang akan membentuk spora
2. Terjadi pembalikan membran sitoplasma, sehingga, lapisan luar membran kini menjadi lapisan dalam membran (calon) spora.
3. Pembentukan korteks primordial (calon korteks)
4. Pembentukan korteks
5. Spora terlepas dan menjadi spora yang bebas, pada tahap 5 ini,jika spora mendapatkan lingkungan yang kondusif, maka ia bisa tumbuh menjadi satu sel bakteri yang baru. (sumber: FMIPA UPI)
Spora bakteri ini dapat bertahan sangat lama, ia dapat hidup bertahun-tahun bahkan berabad-abad jika berada dalam kondisi lingkungan yang normal. Kebanyakan sel vegetatif akan mati pada suhu 60-70oC, namun spora tetap hidup, spora bakteri ini dapat bertahan dalam air mendidih bahkan selama 1 jam lebih. Selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan, spora akan tetap menjadi spora, sampai kondisi lingkungan dianggap menguntungkan, spora akan tumbuh menjadi satu sel bakteri yang baru dan berkembangbiak secara normal (Volk & Wheeler, 1988).

PENDAHULUAN
Spora bakteri adalah bentuk bekteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri mempunyai fungsi yang sama seperti kista amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora dan amoeba dalam bentuk kista merupakan suatu fase dimana kedua mikroorganisme itu berubah bentuk untuk melindungi diri terhadap faktor luar yang tidak menguntungkan.(Dwidjoseputro, 2001)
Sepanjang pengetahuan yang kita miliki sekarang, hanya golongan basillah yang dapat membentuk spora, akan tetapi tidak semua basil mampu berbuat demikian. Beberapa spesies Bacillus yang aerob dan beberapa spesies Clostridium yang anaerob dapat membentuk spora. Spora ini lazim disebut endospora, dikarenakan spora itu dibentuk di dalam sel. (Dwidjoseputro, 2001)
Endospora hanya terdapat pada bakteri. Merupakan tubuh berdinding tebal, sangat refraktif, dan sangat resisten, dihasilkan oleh semua spesies Bacillus, Clostridium dan Sporosarcina. Bakteri yang mampu membentuk endospora dapat tumbuh dan bereproduksi selama banyak generasi sebagai sel vegetatif. Namun pada beberapa tahapan di dalam pertumbuhannya, terjadi sintesis protoplasma baru dalam sitoplasma vegetatifnya yang dimaksudkan untuk menjadi spora. (Pelczar,1986)
Bentuk spora ada yang bulat, ada pula yang bulat panjang, hal ini bergantung pada spesies. Endospora ada yang lebih kecil dan ada pula yang lebih besar daripada diameter sel induk. (Dwidjoseputro, 2001)
Letak endospora di dalam sel serta ukurannya selama pembentukannya tidaklah sama bagi semua spesies. Sebagai contoh, beberapa spora adalah sentral yaitu dibentuk di tengah-tengah sel, yang lain terminal yaitu dibentuk di ujung; dan yang lain lagi subterminal yaitu di dekat ujung. (Pelczar,1986)
Pada umumnya sporulasi itu mudah terjadi, jika keadaan medium memburuk, zat-zat yang timbul sebagai pertukaran zat bertimbun-timbun dan faktor-faktor luar lainnya merugikan. Tetapi pada beberapa spesies mampu membentuk spora meskipun tidak terganggu oleh faktor luar. Sporulasi dapat dicegah, jika selalu diadakan pemindahan piaraan ke medium yang baru. Beberapa spesies bakteri dapat kehilangan kemampuannya untuk membentuk spora. Spora dapat tumbuh lagi menjadi bakteri biasa apabila keaadaan di luar menguntungkan. Mula-mula air meresap ke dalam spora, kemudian spora mengembang dan kulit spora menjadi retak karenanya. Keretakan ini dapat terjadi pada salah satu ujung, tetapi juga dapat terjadi pada tengah-tengah atau dekat tengah-tengah spora. Hal ini merupakan ciri khas bagi beberapa spesies Bacillus. Jika kulit spora pecah di tengah-tengah, maka masing-masing pecahan akan merupakan suatu tutup pada kedua ujung bakteri. (Dwidjoseputro, 2001)

PEWARNAAN SPORA BAKTERI
Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Segera setelah keadaan luar baik lagi bagi mereka, maka pecahlah bungkus spora dan tumbuhlah bakteri. Spora lazim disebut endospora ialah karena spora itu dibentuk di dalam sel. Endospora jauh lebih tahan terhadap pengaruh luar yang buruk dari pada bakteri biasa yaitu bakteri dalam bentuk vegetatif. Sporulasi dapat dicegah, jika selalu diadakan pemindahan piaraan ke medium yang baru.
Endospora dibuat irisan dapat terlihat terdiri atas pembungkus luar, korteks dan inti yang mengandung struktur nukleus. Apabila sel vegetatif membentuk endospora, sel ini membuat enzim baru, memproduksi dinding sel yang sama sekali baru dan berubah bentuk. Dengan kata lain sporulasi adalah bentuk sederhana diferensiasi sel, karena itu, proses ini diteliti secara mendalam untuk mempelajari peristiwa apa yang memicu perubahan enzim dan morfologi.
Spora biasanya terlihat sebagai badan-badan refraktil intrasel dalam sediaan suspensi sel yang tidak diwarnai atau sebagai daerah tidak berwarna pada sel yang diwarnai secara biasa. Dinding spora relatif tidak dapat ditembus, ini pula yang mencegah hilangnya zat warna spora setelah melalui pencucian dengan alkohol yang cukup lama untuk menghilangkan zat warna sel vegetatif. Sel vegetatif akhirnya dapat diberi zat warna kontras. Spora biasanya diwarnai dengan hijau malachit atau carbol fuchsin.
Spora kuman dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris. Berdasarkan letaknya spora di dalam sel kuman, dikenal letak sentral,subterminal dan terminal. Ada spora yang garis tengahnya lebih besar dari garis tengah sel kuman, sehingga menyebabkan pembengkakan sel kuman. 
spora merupakan stadium dorman dari sel vegetatif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengecatan spora:

Fiksasi
Smear terlalu tebal
Waktu pengecatan tidak tepat
Konsentrasi reaagen
Umur bakteri
Nutrisi
Ada 2 jenis bakteri yang dapat membentuk spora
Clostridium adalah bakteri yang bersifat anaerob
Bacillus adalah Bakteri yang bersifat aerob
Stuktur endospora berbeda-beda untuk setiap spesies
Clostridium botullinum: sporanya subterminal
Clostridium tetani:sporanya terminal
Bacillus anthracis: sporanya central
Endospora bakteri merupakan struktur yang paling tahan terhadap lingkungan yang ekstrim misalnya kering, kepanasan, dan keadaannya asam.
Macam-macam metode pengecetan
Schaffer fulton
Klein vedder
Bartolomew mittler
Core: sitoplasma dari spora yang didalamnya terkandung semua unsure untuk kehidupan bakteri seperti kromosom yang komplit, komponen- komponen untuk sintesis protein dan sebagainya.
Cortex: lapisan yang paling tebal dari spora envelope, terdiri dari lapisan peptidoglikan tapi dalam bentuk yang istimewa.
Dinding spora: lapisan paling dalam dari spora, terdiri dari peptidoglikan dan akan menjadi dinding sel bila spora kembali dalam bentuk vegetative.
Eksosporium: lipoprotein membrane yang terdapat dari luar.
Coat: terdiri dari zat semacam keratin, dan keratin inilah yang menyebabkan spora relatif tahan terhadap pengaruh luar.
Pada hasil pengamatan praktikum Pewarnaan Spora kali ini, digunakan suspensi dari bakteri Salmonella typhii  dan Bacillus subtilis. Suspensi bakteri ini telah disiapkan sebelumnya. Pada saat pembuatan preparat sama halnya dengan pewarnaan Gram waktu yang ditentukan untuk penetesan zat warna dan H2SO4 sebaiknya tidak lebih ataupun kurang dari waktu yang telah ditentukan, karena hal tersebut dapat mempengaruhi hasil preparat saat dilihat dbawah mikroskop.
            Perbedaan Pewarnaan tahan asam dan Pewarnaan spora ialah pada pewarnaan tahan asam bertujuan untuk melunturkan pewarnaan bakteri yang tahan asam. Sedangkan pewarnaan spora bertjuan untuk mewarnai spora pada bakteri yang dapat membentuk spora.
            Berdasarkan pengamatan, yang terlihat ialah bakteri Bacillus subtilisdengan spora yang terminal, yaitu letak spora ada diujung sel. Sebenarnya jenis letak spora ada 3 buah: sentral, yaitu letak spora berada di tengah-tengah sel;  terminal, yaitu letak spora ada diujung sel; sub terminal, yaitu letak spora diantara ujung dan di tengah-tengah sel. Akan tetapi pada pengamatan ini hanya ada spora terminalis.Warna sporanya merah sedangkan dan warna badan vegetatif adalah ungu. Pada hasil pengamatan juga tidak terlihat adanya spora pada bakteri Salmonella typhii , hal itu dikarenakan  bakteri Salmonella typhii tidak memiliki spora dan bakteri ini tergolong bakteri non-spora atau bakteri yang tidak dapat menghasilkan spora. Lain halnya dengan bakteri Bacillus subtilis yang merupakan dari famili Bacillaceae. Bakteri yang dapat menghasilkan spora diantaranya ialah bakteri berasal dari famili Bacillaceae, genus Bacillus, Clostridium, dan Sporosarcina.
            Klasifikasi bakteri Bacillus subtilis  adalah:
Kingdom: Eubacteria
Phylum: Firmicutes
Class: Bacilli
Order: Bacillales
Family: Bacillaceae
Genus: Bacillus
Species: Bacillus subtilis  
(Ehrenberg, 1835)
Cohn, 1872
            Sedangkan klasifikasi bakteri Salmonella typhii  adalah:
Kingdom: Bacteria
Phylum: Proteobacteria
Genus: Salmonella
Species: Salmonella typhii
Alat & Bahan                        :

1.) Metode Klein
  • suspensi kuman
  • Object Glass
  • Ose 
  • Pinset
  • lampu spirtus
  • oil immercy
  • mikroskop
  • Larutan warna yang diperlukan ialah:
· Carbolfuchsin Ziehl Neelsen.
. Methylen biru 1%.
· Asam sulfat 1%.
2.)Metode Schaeffer dan Fulton
  • suspensi kuman
  • ose
  • Object glass
  • pinset
  • lampu spirtus
  • oil immercy
  • mikroskop
  • Larutan-larutan yang diperlukan:
· Larutan Malachiet hijau 5% dalam aquadest. (sesudah dibuat biarkan dahulu ½ jam, kemudian disaring, baru dapat dipakai).
· Larutan Safranin 0,5% dalam aquadest.



CARA KERJA           :
1.) metode Klein
  1. siapkan object glass yang kering dan bebas lemak
  2. teteskan suspensi kuman
  3. keringkan dengan lampu spirtus
  4. teteskan asam sulafat selama 3 detik.
  5. cuci dengan air mengalir
  6. teteskan methylen blue selama 3 menit
  7. buang sisa methylen blue
  8. lalu cuci dengan air mengalir
  9. keringkan dengan kertas saring
  10. periksa di mikroskop di pembesaran 100 x
2.) metode Schuffer dan Fulton
1. Buat sediaan dari suspensi kuman yang akan diperiksa, keringkan, kemudian fiksasi di atas api 3x.
2. Tetesi dengan larutan Malachiethijau 5%, uapkan perlahan-lahan, biarkan menguap 1½ menit.
3. Cuci dengan air kran, kemudianbubuhi dengan larutan Safranin 0,5% selama 1½ menit.
4. Cuci lagi dengan air, kemudian keringkan dengan kertas saring, periksa dengan mikroskop.


HASIL PENGAMATAN         :
!.) metode Klein


2.) metode schaeffer dan fulton
KESIMPULAN                                       :
1.) metode Klein
 Vegetatif bewarna biru, spora batang basil, susunan rantai, spora merah, letak spora central
2.)metode Schaeffer fulton
vegetatif merah, spora batnang basil, susunan rantai, spora hijau, letak spora central
DAFTAR PUSTAKA                             :
  • Dwidjoseputro, D.2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.
  • Jawetz, E., Joseph Melnick&Edward Aldeberg.1996. Mikrobiologi Kedokteran,     diterjemahkan oleh Edi Nugroho dan R. F Maulany.Jakarta: Penerbit Buku      kedokteran EGC.
  • Pelczar, M J.dan E.C.S Chan.1986.Dasar- dasar Mikrobiologi Jilid 1Jakarta: UI   Press.
  • Razali, U. 1987. Mikrobiologi Dasar.Jatinangor:FMIPA UNPAD.
  • Volk, W.A dan Margaret Fwheeler.1988.Mikrobiologi Dasar, diterjemahkan oleh: Markham, M.sc.Jakarta: Erlangga.

Pewarnaan Ziehl Neelsen

Pewarnaan Ziehl Neelsen

Pewarnaan Ziehl Neelsen, termasuk pewarnaan tahan asam. Biasanya dipakai untuk mewarnai golongan Mycobacterium (M. tuberculosis dan M. leprae) dan Actinomyces.
Bakteri genus Mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat permeable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadap pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberculosis.
Pewarnaan ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri menjadi 2 kelompok tahan asam dan tidak tahan asam.
Bila zat warna yang telah terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan asam.

Bahan pemeriksaan TB biasanya berupa sputum yang diambil dari pasien tersangka KP (Koch pulmonum), tetapi dapat pula diambil dari lokasi lain seperti cairan otak (Liquor Cerebro Spinalis), getah lambung, urine, ulkus, dll.

Prinsip Pewarnaan

Bakteri tahan asam (BTA) akan memberikan warna merah, sedangkan yang tidak tahan asam akan berwarna biru.


Cara Pewarnaan Ziehl Neelsen

A. Alat dan Bahan:
1. Object glass
2. Carbol fuchsin 0,3%
3. Alkohol asam 3% (Alkohol + konsentrasi HCl 3%)
4. Methylen-blue 0,3%
5. Air
6. Ose
7. Lampu bunsen/spiritus

B. Cara Membuat Sediaan:
1.    Bersihkan objek gelas, beri label
2.    Sterilkan ose, dinginkan
3.    Ambil 1 ose sputum yang kental (hijau kuning) letakkan diatas objek gelas, ratakan.
4.    Sediaan biarkan kering pada suhu kamar.
5.    Setelah kering fiksasi denga melewatkkan diatas nyala api sebanyak 3 x, sediaan siap untuk diwarnai.

C. Cara Pewarnaan ZN:
1.    Sediaan dituangi Carbol Fuchsin sampai penuh
2.    Panaskan selama 3-5 menit, jangan sampai mendidih
3.    Biarkan dingin selama 5 menit, cuci dengan air
4.    Dekolorisasi dengan alkohol asam 10-30 detik, cuci dengan air
5.    Tuangi dengan methylen blue selama 20-30 detik, cuci dengan air


Tambahan:
Cara pemeriksaan BTA dari sputum dengan oil imersi

1. Teteskan oil imersi pada sediaan  sputum lihat pada pembesaran lensa objektif 100x carilah BTA yang berbentuk batang warna merah.
2. Periksa dengan cara mengeser dan membentuk zig zag dari atas kebawah kemudian ulangi dengan berlawanan arah.

Pembacaan BTA sputum menggunakan skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases)

Tidak ditemukan BTA dalam 100 lp, disebut negatif
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lp, ditulis jumlah kuman yang ditemukan
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lp, disebut + atau (1+)
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lp, disebut ++ atau (2+)
Ditemukan >10 BTA dlam 1 lp, disebut +++ atau (3+)

Pembiakan M. tuberculosis
  • Inkubasi 6-8 minggu
  • Pembiakan M. tuberculosis dengan media Lowenstein-Jenses atau Ogawa, lebih sering Ogawa.
  • Tes sensitivitas dengan obat rifampisin, isoniazida, pira zinamida, etambutol, streptomisin, dll.
  • Bisa juga dilakukan tes biokimiawi
koloni M. tuberkulosis

Pewarnaan gram



Pewarnaan Gram

  Pewarnaan gram ini bertujuan untuk melihat bakteri bersifat gram positif atau negatif dan bentuknya.
   Pewarnaan gram atau metodeGram adalah suatu metodeempiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan negatif,berdasarkan sifatkimia disik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuan Denmark Hans Christian Gram, suatu pewarna peni,mbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,yang membuat semua bakteri garam negatif menjadi bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Dalam pewarnaan gram diperlukan 4 reagen yaitu :
1.       Zat warna utama (violet cristal)
2.       Mordan(larutan iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama
3.       Pencuci/peluntur warna (alcohol/aseton) yaitu solven organic yang digunakan untuk melunturkan zat warna utama.
4.       Zat warna kedua/cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alkohol.
Bakteri gram negatif
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tdak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak.
Ciri-ciri gram negatif yaitu :
1.       Struktur dinding selnya tipis,sekitar 10-15 nm,berlapis tiga atau multilayer.
2.       Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
3.       Lapisan kaku,sebelah dalam dengan jumlah sedikit kurang lebih 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
4.       Kurang rentan terhadap senyawa penisilin
5.       Pertumbuhan tidak begitu dihambat oleh zat warna dasarmisalnya kristal violet
6.       Komposisi nutrisi yangt dibutuhkan relatif sederhana
7.       Tidak resisten terhadap gangguan fisik
8.       Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
9.       Peka terhadap streptosmisin
10.   Toksin yang dibentuk endotoksin
Bakteri gram positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah muda.
Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Andika,2015-06-29)
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
1.       Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-18 nm, berlapis tunggal atrau monolayer.
2.       Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal(1-4%), peptidoglikan ada yang sebagian lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan . mengandung asam tekoat.
3.       Bersifat lebih rentan terhadap penisilin
4.       Pertumbuhan  dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal
5.       Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit
6.       Lebih resisten tehadap gangguan fisik
7.       Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
8.       Tidak peka terhadap streptomisin
9.       Toksin yang dibentuk eksotoksin endotoksin
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida(lipid) kemungkinan tercuci ileh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Rio,2015-06-29).
Sel bakteri gram postif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek(Aga,2015-06-29).

Alat dan bahan
Alat
1.       Gelas preparat
2.       Jarum ose
3.       Labeling
4.       Mikroskop
5.       Bunsen
6.       Pipet
7.       Spidol permanen 
Bahan
1.       Sampel bakteri
2.       Gram A
3.       Gram B
4.       Gram C
5.       Gram D
6.       Tissue
7.       Alkohol
8.       Air mengalir
Cara kerja:
1.       Bersihkan glass preparat menggunakan tissue alkohol dan keringkan.
2.       Buat lingkaran di bawah preparat 2x3 untuk memudahkan pemeriksaan.
3.       Letakkan sampel di atas lingkaran dan jangan sampai keluar dari batas garis.
4.       Lalu keringkan di atas bunsen / fiksasi
5.       Lalu tetesi gram A selama 1 menit dan lalu cuci dengan air mengalir dan keringkan
6.       Lalu tetesi gram B selama 1 menit dan lalu cuci dengan air mengalir dan keringkan
7.       Lalu tetesi gram C selama 30 detik dan lalu cuci dengan air mengalir dan keringkan
8.       Lalu tetesi gram D selama 2 menit lalu cuci dengan air mengalir dan keringkan
9.       Lalu amati dibawah mikroskop

Cttn : pada waktu pewarnaan jangan terlalu lama dan terlalu cepat


Daftar pustaka
Teknologi laboratorium medik poltekkes kemenkes bengkulu
Http://andikayolandaferi23.blogspot.com